Kalijodo Riwayatmu Kini...
https://jakartainside.blogspot.com/2016/03/kalijodo-riwayatmu-kini.html
Asal muasal Kalijodo merupakan tempat persinggahan etnis
Tionghoa yang mencari gundik atau selir. Saat itu, Batavia sekitar tahun 1600an di bawah kekuasaan
Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mayoritas penduduknya merupakan
etnis Tionghoa.
Masyarakat
berlatar belakang etnis Tionghoa ini merupakan orang-orang yang
melarikan diri dari Mansuria yang ketika itu sedang mengalami perang.
Mereka melarikan diri ke Batavia tanpa membawa istri, sehingga mereka
mencari
gundik atau pengganti istri di Batavia.
Dalam proses pencarian gundik itu, etnis Tionghoa itu kerap bertemu di kawasan bantaran sungai. Tempat yang dijadikan pertemuan pencarian jodoh itulah yang kemudian dinamakan Kalijodo. Para calon gundik ini merupakan perempuan lokal. Biasanya para gadis pribumi menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyi lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali. Pada masa itu pekerja perempuan yang akan menjadi gundik disebut Cau Bau.
Dalam proses pencarian gundik itu, etnis Tionghoa itu kerap bertemu di kawasan bantaran sungai. Tempat yang dijadikan pertemuan pencarian jodoh itulah yang kemudian dinamakan Kalijodo. Para calon gundik ini merupakan perempuan lokal. Biasanya para gadis pribumi menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyi lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali. Pada masa itu pekerja perempuan yang akan menjadi gundik disebut Cau Bau.
Cau Bau bukanlah pelacur, meskipun di
lokasi itu berlangsung aktivitas seksual dengan transaksi uang. Cau Bau artinya
hanya perempuan. Pada masa itu tidak ada ukuran yang disebut sebagai pelacuran.
Istilah Cau Bau ini sama dengan Geisha dalam kebudayaan
Jepang. Perempuan yang menghibur dan mendapatkan uang atas pekerjaannya, tapi
tak dianggap sebagai pelacur.
Pada abad 20, Kalijodo berkembang sebagai tempat hiburan
yang tidak hanya diincar para pria asal etnis
Tionghoa. Kalijodo yang dekat dengan pelabuhan menjadi tempat hiburan bagi para kuli pelabuhan saat kapal bersandar di Sunda Kelapa.
Lama kelamaan, Kalijodo terkenal sebagai daerah pelacuran. Apalagi setelah pemerintah menutup lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak ditutup pada 1999. Dan kini 2016, Pemerintah DKI dibawah pimpinan Ahok telah memerintahkan aparatnya, beserta jajaran Kepolisian dan Kodam Jaya untuk mengambil kembali lokasi Kalijodo yang telah ditempati masyarakat secara tidak sah untuk dijadikan lahan terbuka hijau.Nama Kalijodo yang kelam sebagai prostitusi kelas bawah akan berubah hijau...
Tionghoa. Kalijodo yang dekat dengan pelabuhan menjadi tempat hiburan bagi para kuli pelabuhan saat kapal bersandar di Sunda Kelapa.
Lama kelamaan, Kalijodo terkenal sebagai daerah pelacuran. Apalagi setelah pemerintah menutup lokalisasi pelacuran Kramat Tunggak ditutup pada 1999. Dan kini 2016, Pemerintah DKI dibawah pimpinan Ahok telah memerintahkan aparatnya, beserta jajaran Kepolisian dan Kodam Jaya untuk mengambil kembali lokasi Kalijodo yang telah ditempati masyarakat secara tidak sah untuk dijadikan lahan terbuka hijau.Nama Kalijodo yang kelam sebagai prostitusi kelas bawah akan berubah hijau...