Mengenal Gini Rasio


Dalam suatu seminar yang diadakan di Jakarta, seorang pejabat publik memaparkan gini ratio distribusi pendapatan penduduk Indonesia dalam angka..
“Gini Rasio Indonesia dari tahun 2004 melampau 0.41 dan bertahan sampai 2015. Saat ini Gini Rasio 0.39, angka tersebut masih jauh dari target nasional yakni 0.35 di tahun 2019 ” ujar pejabat tersebut.(baca peta kemiskinan,red)
Penulis yang mendengarkan penjelasan tersebut merasa penasaran, dengan arti gini ratio tersebut. Kemudian penulis ingat dengan mbah google.. si raja tau segalanya.., langsung tanya-tanya sama mbah google dan ini jawabannya:
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Alat atau perhitungan yang akan dibahas adalah Koefisien Gini. Koefisien ini lazim digunakan oleh bank dunia dan banyak negara untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan.

A. Pengertian Koefisien Gini

Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan distribusi. Ukuran ini pertama kali dikembangkan oleh statistisi dan ahli sosiologi Italia bernama Corrado Gini dan dipublikasikan pada tahun 1912 dalam makalahnya berjudul “Variability and Mutability” (dalam bahasa Italia: Variabilità e mutabilità).

Koefisien Gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1. Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai sama sedangkan nilai 1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya nihil. Menurut definisinya, koefisien gini adalah perbandingan luas daerah antara kurva lorenz dan garis lurus 45 derajat terhadap luas daerah di bawah garis 45 derajat tersebut.

Kurva lorenz

Pada gambar di samping, Kurva Lorenz memetakan kumulatif pendapatan pada sumbu vertikal dengan kumulatif penduduk pada sumbu horisontal. Pada contoh, 40 persen penduduk menguasai sekitar 20 persen total pendapatan. Koefisien gini diperoleh dengan membagi luas daerah A dengan (A+B).
Jika setiap individu memiliki pendapatan yang sama, maka kurva distribusi pendapatan akan tepat jatuh pada garis lurus 45 derajat pada gambar, dan koefisien gini bernilai 0. Sebaliknya jika seorang individu menguasai seluruh pendapatan, dikatakan terjadi ketimpangan sempurna (maksimum) sehingga kurva distribusi pendapatan akan jatuh pada titik (0,0), (0,100) dan (100,100), dan angka koefisien gini bernilai 1.


B. Cara Perhitungan Index Gini

Koefisien Gini dihitung sbb:





 "karena A+B = 0,5 Atau untuk fungsi probabilitas diskret f(y) dengan yi; i dari 1 sampai n, adalah titik-titik diurutkan dari kecil ke besar (increasing)": di mana

Pada praktek, fungsi L(x) maupun f(y) tidak diketahui, hanya ada titik koordinat dalam interval. Sehingga koefisien gini dihitung menggunakan rumus:
di mana:
  • Xk = kumulatif proporsi populasi
  • Yk = kumulatif proporsi income/pendapatan
  • Yk diurutkan dari kecil ke besar

Nilai G1 di sini adalah perkiraan dari nilai G.

C. Gini Rasio

Tingkat pemerataan pendapatan akan terjadi jika semua orang mendapatkan distribusi pendapatan yang sama rata, atau dengan kata lain Rasio Gini -nya adalah sama dengan nol (Gini Ratio = 0).  Jadi singkatnya rasio Gini adalah rasio tentang distribusi pendapatan dengan angka kisaran 0 sampai dengan 1. dan jika G mendekati 0 berarti distribusi pendapatan yang diterima hampir sama dengan  banyak penduduk. Berikut adalah arti nilai dari besaran gini rasio:

G < 0.3 ————————-artinya ketimpangan rendah
0.3 ≤ G ≤ 0.5 ——————artinya ketimpangan sedang
G > 0.5  ————————-artinya ketimpangan tinggi
Memburuknya index Gini dari 38% (2010) menjadi 41% (2011) adalah kesenjangan kaya-miskin yang mencemaskan.

D. Penghitungan gini rasio



Perhatikan Gambar di samping! 
Perhitungan gini rasio adalah daerah A dibagi dengan daerah B. dan jika semakin menyempit daerah A (mendekati garis distribusi sempurna 45 derajat) artinya gini rasio mendekati 0, yang berarti distribusi pendapatannya cenderung semakin merata.  lalu apakah ada negara dengan gini rasio sama dengan 0? jawabannya tidak ada karena jika distribusi pendapatan sangat merata maka tidak akan ada barang-barang mewah yang disebabkan  investor barang mewah enggan untuk berinvestasi pada negara tersebut.


Membaca penjelasan dari mbah google diatas, penulis sedikit mudeng, ga banyak sih he2.. bagaimana dengan pembaca, mudah2 banyak mudeng ya... 

Related

Info Anda 4134247128736833693

Post a Comment

emo-but-icon

Hot in week

Advertising

Advertising

Advertising

Advertising

advertising

advertising

Follow Us


profmag1

Carmelita Hartoto

video

Video 2

Contact Us

Name

Email *

Message *

item