Jakarta Undercover


Metropolitan julukan bagi Kota Jakarta memang tak salah.  Geliat kehidupan tak pernah surut meski terang sudah berganti gelap. Justru di gelapan malamlah, kehidupan lain mulai muncul. Lampu2 aneka warna yang artistik, menghiasi gedung2 yang berjejer di sepanjang jalan Hayam Wuruk, Mangga Besar, Daan Mogot, yang dikenal sebagai surganya kehidupan malam, seakan mengundang kita melongok masuk kedalamnya.
 
Dibalik gedung yang dibalut lampu2 yang menawan, sebut saja Mirna, 25, gadis asal Indramayu yang baru setahun hijrah ke Jakarta, tampak asyik menggoyang2kan kepalanya, dengan seorang pria paruh baya. Pijaran lampu diskotik menambah hot goyangannya…
Di antara ingar-bingarnya house music dan remang-remangnya ruang diskotek, Mirna harus bersaing ketat mendapatkan tamu. Cara apa saja dilakukan, termasuk menenggak pil ekstasi atau ineks agar tamu juga ikut senang ditemani.
“Walaupun saya besoknya nggak bisa tidur dan gak bisa makan karena pengaruh pil itu, saya harus tetap neken, karena tuntutan pekerjaan,” ujarnya, ketika usai menemani tamu bergoyang. Minuman cola, ditenggaknya sampai habis. Tampak ada kelelahan di wajahnya. Namun ia harus tetap tersenyum..
Perempuan asal Indramayu itu bersama dua temannya datang ke Jakarta untuk mengadu nasib, karena susah mencari pekerjaan di daerahnya.
Ketika sampai di Jakarta, dia dan dua temannya mendapat tawaran bekerja sebagai hostes di diskotek ini, menemani tamu tripping dan kencan short time. “Yah, daripada jadi pengemis, tawaran pekerjaan itu saya terima,” ungkap Mirna.
Meski mengaku sebagai anak bandel, Mirna tetap mengirim uang Rp1 juta kepada orang tuanya di Indramayu.
“Ayah dan ibu saya di Indramayu sudah tua dan tidak bekerja lagi. Jadi satu-satunya harapan untuk mendapat uang ya dari saya ini,” papar Mirna lagi.
Menurut Mirna, kedua orang tuanya, tidak tahu kalau ia bekerja sebagai hostes di diskotek, tetapi kerja di salon di Jakarta.
Lain lagi cerita Shinta, 20, ia mengaku hanya dari dunia hiburan inilah ia bisa menyekolahkan dua adiknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA.
“Saya sih bercita-cita menyekolahkan adik saya sampai sarjana. Biarlah saya yang berkorban, yang penting masa depan dua adik saya bisa lebih baik,” tuturnya.
Shinta yang tinggal di mess di Mangga Besar ini terjerat dengan kemiskinan keluarganya. Makanya kerja apapun seperti melayani lelaki hidung belang harus ia lakoni agar asap dapur keluarga bisa terus mengebul.
Profesi pekerja malam lainnya yang berjuang untuk mendapatkan nafkah di dunia hiburan malam adalah para penari erotis di sejumlah klub.
Indah, penari erotis di sebuah klub di Jl Hayam Wuruk mengaku mendapat honor sekali menari Rp200 ribu dari pengelola klub.
“Namun setiap kali menari, ada tamu yang royal suka memberikan tip sampai Rp300.000. Itupun saya harus rela tubuh saya digerayangi dulu,” ucap Indah.



Menurut Indah, ayah dan ibunya yang berwirasawsta membuka toko pakaian di Glodok, tidak tahu kalau anaknya menjadi penari erotis. Mereka hanya tahu anaknya bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji.
Masih banyak lagi nasib perempuan muda seperti Indah dan Shinta. Setiap malam ia bertemu dengan para lelaki hidung belang yang dengan sesukanya menggerayangi tubuh mereka. Begitulah setiap malam pengorbanan yang harus ia lakukan untuk sesuap nasi, entah sampai kapan mereka bisa bertahan.
Para pekerja malam itu memang sebagian terlahir dari keluarga yang terjerat dengan kemiskinan, dan susahnya mencari pekerjaan di kota metropolitan yang kejam bagi yang tidak mempunyai ketrampilan.
Di antara mereka itu pasti ada yang pernah mencoba ekstasi. lantas kecanduan. Namun ada juga yang tidak mau mencobanya, karena tahu dampak buruk bagi tubuhnya. Namun siapa yang bisa menjamin mereka mampu bertahan dari godaan dunia malam yang memberikan dan menawarkan kesenangan dan kegembiraan.
Mungkin mereka mencoba mencari pembenaran dalam hidupnya. Persis seperti yang dinyanyikan Titiek Puspa lewat ‘Kupu-kupu Malam’. “Yang dia tahu, hanyalah menyambung nyawa…”.

Related

Sketsa Jakarta 3473735991645137597

Post a Comment

emo-but-icon

Hot in week

Advertising

Advertising

Advertising

Advertising

advertising

advertising

Follow Us


profmag1

Carmelita Hartoto

video

Video 2

Contact Us

Name

Email *

Message *

item