Narkoba dan Test Urine

Berawal tertangkapnya  33 orang ditangkap dalam razia narkoba di Kompleks Kostrad, Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin 22 Februari 2016 yang melibatkan  19 orang oknum anggota TNI, lima oknum anggota Polri, delapan warga sipil dan anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga putra Wakil Presiden Hamzah Haz era Megawati Soekarnoputri, Ivan Haz.
Kini semua lembaga pemerintah dan Anggota DPR, bahkan anggota KPK akan dilakukan test urine. Untuk memastikan seberapa jauh narkoba menyusup ke lembaga pemerintahan.
"Semua lembaga termasuk KPK perlu dites urine," ujar‎ anggota Komisi III DPR, Junimart Girsang di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2016). Selain itu, Senin 22 Februari 2016 lalu, tiga pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diamankan Polrestro Jakarta Utara di Alfamart Harco Mangga Dua. Di dalam mobil ketiganya, terdapat diduga narkoba. Namun, mereka dilepaskan Polrestro Jakarta Utara.
 
Di bawah ini beberapa golongan2 nakoba serta waktu terdeteksinya dalam urin. Semoga bermanfaat…!


I. Stimulan

1. Amphetamine;
Nama lain: Amphet, whizz, billywhizz, peppilis.


2. Methamphetamine & MDMA;
Nama lain : Ice, crystal, inex, I, Ecstacy, kancing, shabu-shabu, speed.
Nama farmsi untuk 1 dan 2 : Dexedrine, benzedrine, desoxyne, methedrine


3. Cocaine;
Nama lain: Coke, rock, krack.
Nama farmasi : cocaine
Terdeteksi dalam urin 1 – 3 hari setelah pemakaian.


II. Halusinogen
1. THC (Tetra Hydro Cannabinol);
Nama lain : Ganja, cannabis, gele, marijuana, hash, cimeng, kangkung, oyen, ikat, bang, labang, rumput, grass, dope, weed, hemp, Colombian, sinsemilia, barang.
Nama farmasi : Marinol
Terdeteksi dalam urin tergantung pemakaian :
- 1 – 2 kali pakai, terdeteksi dlm urin 1 – 2 hari
- Perokok : 1 – 5 hari
- Perokok moderate (94 kali/mgg): s/d 5 hari.
- Perokok berat: s/d 10 hari
- Pengguna kronis : 14 – 18 hari


III. Analgesik – narkotik
1. Morphine / opiate;
Nama lain : Smack, tar, tiger, opium, heroin, putauw (heroin kelas 5 / 6), putih, bedak,PT, white, etep.
Nama farmasi: Heroine, morphine, codaine, oxycodone, dilaudid, percodan, paracodin, lorphan, vicodin.
Terdeteksi dalam urin 2 hari setelah pemakaian.


IV. Depresan, sedative, hipnotik
1. Benzodiazepine;
Nama lain : Bennies, rhophies (rohypnol)
Nama farmasi : Amytal, butisol, Nembutal, luminal, seconal, Phenobarbital, tuinal, florinal, neodorm, immenoctal, stadodorm.
Terdeteksi dalam urin 3 hari (dosis terapi), 4 – 6 minggu pada pengguna kronis / over dosis.
2. Barbiturate;
Nama lain : Barbs, tranqs, drowners
Nama farmasi : Avitan, halcyon, Librium, novopoxine, remestan, restoril, rohypnol, tranxene, valium, vivol, xanax.
Terdeteksi dalam urin 1 – 2 hari (pengguna sesaat), 2 – 3 minggu (pengguna kronis).

(Dari berbagai sumber pustaka)

Catatan : Pemeriksaan diatas adalah untuk tes narkoba menggunakan strip / carik celup. Hanya digunakan dalam tes skrining (penapisan). Tes konfirmasi menggunakan metode yang lebih baik seperti kromatografi dll yang tentunya dapat mendeteksi narkoba dalam urin yang lebih lama.


METODE TES URINE

1. Rapid Test Urine

Alat deteksi yang sudah dikenal luas tentunya memeriksa urine dengan test khusus dikenal juga sebagai “Rapid test”, caranya simpel yaitu dengan meneteskan urine ke alat test atau alat test di celupkan ke urine suspect. Cara menggunakan dan interpretasinya sangat mudah, bahkan bisa dikerjakan oleh orang awam sekalipun untuk lingkungan sendiri.



 


2. Rapid Test saliva & sweat

Alat Test lain, berupa “rapid test” juga, tetapi menggunakan bahan uji berupa air ludah (saliva) dan keringat (sweat). Alat test ini di pakai luas di Eropa , Amerika serta Australia, terutama untuk “razia” lapangan. Cara penggunaannya juga sederhana, dimana si “suspect” disuruh membuka mulut lalu bagian “pads” alat diusapkan 3 kali ke bagian pipi dalam, lalu dianalisis 3 menit dan ketahuan hasilnya. Test menggunakan saliva dan keringat ini bisa di baca secara visual (merk Securetec, Germany) atau di baca menggunakan “reader” khusus (merk Draeger, Germany).
Harga test ini lebih mahal 10 kali di banding test urine biasa, karena teknologinya juga lebih tinggi dan lebih akurat. Mengingat di negara-negara maju penghormatan terhadap Hak Azasi Manusia (HAM) begitu tingginya, maka di anggap melanggar HAM jika seorang “suspect” di suruh “kencing” hanya untuk mengambil urinenya, makanya di kembangkan “sampler” berupa saliva dan keringat. Disamping itu karena si “suspect” di test di depan pemeriksa, maka tidak bisa menukar sampel (bahan ujinya) dengan punya orang lain, sementara untuk sampel urine bisa di manipulasi dengan penukaran atau pengenceran.


3. Tes sample darah
Cara uji yang lain adalah menggunakan darah, yang tentunya harus dilakukan oleh tenaga lab khusus dan peralatan khusus juga.


4. Tes menggunakan sample rambut

Sementara cara uji lain yang juga di gunakan di BNN adalah menggunakan rambut, yang tentunya harus di lakukan oleh tenaga lab khusus serta perlengkapan alat yang khusus juga. Biasanya pengujian ini dilakukan untuk konfirmasi, apabila test cepat (rapid test) dengan urine mengalami keraguan hasil.
Jadi sebenarnya hasil tes bisa diketahui dalam waktu singkat melalui tes melalui urine, ludah dan keringat, tetapi sering juga lewat tes sample rambut+darah itu buat pengguna kalangan pejabat dan orang berpengaruh saja (artis juga kadang pake cara ini).

Related

Jakarta Update 566869840091130971

Post a Comment

emo-but-icon

Hot in week

Advertising

Advertising

Advertising

Advertising

advertising

advertising

Follow Us


profmag1

Carmelita Hartoto

video

Video 2

Contact Us

Name

Email *

Message *

item